Wednesday, January 20, 2010

Tengah Malam dan INFP

Chatting di saat angka jarum jam nyaris menunjukkan angka tengah malam ternyata cukup produktif juga. Oho, aku serius. Dan semuanya berawal dari kesibukanku malam ini, yang dapat didaftar sebagai berikut:

1. Mengecek forum RP IndoHogwarts dan me-reply semua hutang
2. Mengecek LJ untuk bahan-bahan fangirling serta catch up dengan teman-teman virtual yang tinggal nun jauh di ujung bintang jatuh sana
3. Menunggu colorbar AsuKira buatan Rizu yang rencananya mau dia upload malam ini
4. Mengecek FB sebentar
5. Membaca semua review yang masuk untuk fanfiksi yang baru ku-publish di FFN kemarin malam
6. Chatting
7. Mengerjakan ship-manifesto Yuuram yang deadline-nya masih bulan Juli
8. Membaca Hagane no Renkinjutsushi di onemanga karena kepenasaran yang tidak tertahankan (Oh, Al, my Al, wherefore art thou, my Al??)
9. Membaca doujinshi LockonTieria dan AsuKira yang baru didapat kemarin.
10. Mengisi blog yang lama tidak diurus, duh.

Nah. Kata siapa aku tak bisa multi-tasking? *tawa bangga* Baiklah, semua yang disebut di atas berhubungan dengan fangirling, tapi serius. Ini liburan, dan aku hampir mati bosan.

Ngomong-ngomong, ceritanya, malam ini aku chat dengan Yume. Dia ini teman a. k. a senior RP di IndoHogwarts, yang adiknya ternyata satu angkatan dengan karakter RP-ku. Tapi di dunia nyata, ternyata Yume adalah mahasiswi MIPA UI, angkatan 2009. Dunia sempit, bukan lagi kejutan. Yang jadi kejutan adalah ternyata Yume punya banyak kesamaan denganku--mulai dari kefujoshian kami, anime dan manga favorit kami, bahkan hingga karakter dasar dan idealisme kami. Tahu apa yang malam ini kami bicarakan? Kami mendiskusikan teori psikologis dunia RP. Oh, dan homoseksualitas, secara psikologis maupun sosiologis, tapi itu bukan topik utama yang penting.

Hebatnya, tanpa sadar aku akhirnya bercerita pada Yume tentang berbagai macam hal. Karena aku merasa cocok dengannya? Mungkin. Dan saat aku menyebutkan salah satu karakterku yang selama ini kurahasiakan, Yume akhirnya menyebutkan kata itu: INFP. Introverted iNtuitive Feeling Perceiving. Dia bilang, aku adalah tipikal INFP, seperti juga dirinya.

Jadi INFP itu sebenarnya apa? Dari website ini aku melihat semua deskripsinya. INFP--orang-orang ini bergerak berdasarkan perasaan, intuisi. Mereka melihat dan bertindak dari kacamata bernama perasaan, berdasarkan nilai-nilai yang mereka anut dan pegang. Tujuan orang-orang ini adalah mencari arti kehidupan itu sendiri; mencari apa tujuan hidup mereka sebenarnya, dan bagaimana mereka bisa menorehkan jejak berarti, meski kecil, bagi dunia dan manusia?

Para INFP ini sangat intuitif dalam bereaksi kepada orang lain. Mereka sangat bertumpu pada intuisi mereka sebagai panduan hidup, dan mereka menggunakan segala yang mereka tahu dan temukan untuk mencari nilai-nilai kehidupan. Secara terus-menerus, mereka mencari berbagai arti yang tersembunyi dari kenyataan di hadapan mereka. Rata-rata orang-orang INFP adalah pendengar yang baik dan membuat orang-orang nyaman. Meskipun sering menyembunyikan dan menekan emosi dan perasaan mereka sendiri, mereka tulus memerhatikan dan ingin memahami orang lain. Ketulusan inilah yang kemudian dirasakan oleh orang lain dan membuat mereka merasa nyaman untuk membuka diri pada para INFP. Sedangkan seorang INFP sendiri akan menjadi orang yang hangat dan terbuka pada orang-orang yang dikenalnya dengan baik.

Mereka tidak menyukai konflik, cenderung menghindarinya dengan cara apapun. Mereka tidak terlalu peduli pada yang mana salah dan yang mana yang benar--mereka terfokus pada bagaimana konflik itu memengaruhi perasaan mereka, dan mereka tidak peduli apa mereka salah atau benar. Ini membuat mereka seringkali terlihat irasional dan tidak logis. Namun ini juga berarti para INFP sangat baik untuk menjadi mediator, dan seringkali mampu membantu orang lain menyelesaikan masalahnya dengan baik--karena secara intuitif mereka memahami perasaan orang lain dan perspektif mereka, dan secara tulus ingin membantu mereka. Para INFP juga dikenal sebagai orang-orang yang fleksibel dan santai. Namun jangan salah, mereka akan mati-matian mempertahankan idealisme dan nilai-nilai yang mereka pegang. Para INFP bukan orang-orang yang memerhatikan detail, namun jika menyangkut sesuatu yang penting bagi mereka, mereka akan memerhatikan detail terkecil yang ada.

Para INFP tidak menyukai pemikiran objektif dan logis, dan ini membawa mereka pada sisi yang sulit saat berada di bawah tekanan stress. Rata-rata mereka adalah orang yang perfeksionis dan sulit untuk puas pada hasil kerjanya, dan menyulitkan mereka sendiri saat harus bekerja dalam kelompok karena standar mereka yang tinggi. Kebanyakan dari INFP ini berbakat dalam menulis. Mereka sulit mengekspresikan diri lewat kata-kata verbal, namun lewat tulisan, mereka berekspresi dan mendefinisikan segala sesuatu dengan luar biasa.

Baiklah, aku harus mengakui, sisi-sisi INFP memang ada dalam karakterku. Hei, aku benci logika, dan aku suka menulis, meski tulisanku mungkin tidak bagus. Dan asal tahu saja, aku memegang prinsipku sendiri, dan aku yakin, orang-orang yang pernah melihatku mengamuk marah berdebat membela sesuatu yang kuanggap penting bukan hanya sekali. Aku santai--mungkin terlalu santai, malah. Apa ada lagi kata untuk menyebutkan orang yang masih sempat membaca fanfiksi di saat ia harus mengerjakan tugas makalah yang dikumpulkan keesokan harinya? Kurasa tidak.

Regardless, toh bukan aku yang berhak menilai karakterku sendiri. Orang lain-lah yang berhak; karena meskipun manusia memasang berlapis-lapis topeng setiap hari, namun fragmen-fragmen kejujuran mereka akan menyelinap keluar tanpa disadari. Aku tidak bilang kalau aku setuju sepenuhnya dengan konsep dramaturgi Goffman, tapi kau tak bisa menyangkal bahwa teori itu sepenuhnya salah. Sungguh, kalau kau bisa memberikanku satu bukti bahwa kau tidak pernah memasang topeng senyuman meskipun kau kesal, aku akan berusaha sekuat tenaga menghubungi pihak Guiness Book of Records untuk menominasikanmu dalam kategori baru.

Ya, jariku sakit. Terlalu banyak mengetik malam ini. Ibuku akan membunuhku kalau dia sampai tahu aku belum tidur bahkan setelah lewat tengah malam.

Oh, baru saja satu review baru untuk Pride and Prejudice masuk ke inbox-ku. Review positif, untungnya. Chapter berikutnya seharusnya sudah mulai kukerjakan, tapi nanti sajalah. Deadline yang kutentukan analisis karakter untuk ship-manifesto Yuuram yang akan didiskusikan dengan HARPGO semakin mendekat, jadi harusnya aku mengerjakan itu dahulu. Really, I should stop procrastinating...

2 comments:

  1. Boleh minta kontak FB' nya?, terima kasih.

    ReplyDelete
  2. hello my fellow infp sister. baca blog kamu bikin senyum" sendiri keinget diri sendiri.

    kalo berminat silakan mampir ke blog ku, mungkin kamu bakal nemuin beberapa kesamaan kita satu sama lain :)

    http://lifeislikeariddle.blogspot.com/

    ReplyDelete